Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017
BANGUN EKSISTENSI DALAM SUATU PERINGATAN             Gebyar Bulan Bahasa 2017 Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas PGRI Semarang  yang dilaksanakan  2- 30 Oktober 2017 sangat  meriah, berbagai macam lomba dan expo yang diadakan oleh masing masing progdi (Program Studi) Fakultas Bahasa dan Seni (FPBS) tersebut sangat bermanfaat, di era modernisasi seperti ini saatnya kita generasi bangsa membangun perubahan yang positif bagi penerus bangsa contohnya dengan mengadakan lomba dan expo dalam peringatan suatu acara. Adapun berbagai macam lomba yang diadakan oleh BEM Fakultas yaitu menulis puisi, menulis cerpen, menulis essai, cover lagu, dan lomba parade dari masing masing progdi. Untuk progdi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengadakan lomba mrembaca puisi dan lomba drama. Untuk Pendidikan Bahasa Inggris mengadakan expo dan pentas seni.  Antusias mahasiswa dalam memperingati Bulan Bahasa sangat...
SIAPA BAHASA Desy Panca Wardani (Mahasiswa UPGRIS) Bahasa Siapa dia? Pentingkah dia? Istimewakah dia? Sehingga banyak yang bangga dengannya Bahasa Apakah ia raja? Atau pujangga kaya raya? Bahasa Ia bukan pemimpin ia bukan sumber daya Lalu ia siapa? Ia hanya sebuah nama Nama yang selalu menjadi identitas bangsa Nama yang dibutuhkan oleh nusa Tapi ia mampu menyatukan yang beda Ia juga mampu memberi rasa dalam suatu negara Ia pemersatu bangsa menyatukan yang berpendidikan bahkan yang sekedar pengangguran Bahasa Lisanku tak cukup untuk menjelaskan pentingnya kau untuk negara Tanganku tak mampu menuliskan istimewanya kau bagi bangsa Tapi, hatiku akan selalu menyimpan Pundakku akan menopang   Tanganku   menggenggam Kakiku terus berjalan untuk membawamu ke puncak paling tinggi. Bahasa
MENGENALI SENI LUAR DAN SENI DALAM DI SATU DAERAH                 Mustofa “alasan mengangkat cerita Reksa, berawal dari sebuah naskah yanga ditulis oleh mas Sofyan Hadi, penulis melihat resah terhadap masyarakat Kendal yang pergi keluar Negeri sebagai TKW atau TKI, karena Kendal sendiri menjadi Kabupaten pengirim tenaga kerja terbesar ke luar Negeri nomer 2 (dua) se Jawa Tengah. Dan cerita ini dibalut tradisi, kesenian dan sosial.” Ujar Mustofa selaku sutradara film Reksa.                 Sebuah kisah yang menurut saya sangat bagus, kenapa demikian? Karena dengan mengangkat itu crew tidak hanya akan mendapat apresiasi baik saja tetapi juga apresiasi   buruk karena ada pihak yang sakit hati akan cerita itu. Namun mental para filmmaker Kendal ini tak perlu kita ragukan lagi.         ...