MENGENALI SENI LUAR DAN SENI DALAM DI
SATU DAERAH
Mustofa
“alasan mengangkat cerita Reksa, berawal dari sebuah naskah yanga ditulis oleh
mas Sofyan Hadi, penulis melihat resah terhadap masyarakat Kendal yang pergi
keluar Negeri sebagai TKW atau TKI, karena Kendal sendiri menjadi Kabupaten
pengirim tenaga kerja terbesar ke luar Negeri nomer 2 (dua) se Jawa Tengah. Dan
cerita ini dibalut tradisi, kesenian dan sosial.” Ujar Mustofa selaku sutradara
film Reksa.
Sebuah
kisah yang menurut saya sangat bagus, kenapa demikian? Karena dengan mengangkat
itu crew tidak hanya akan mendapat apresiasi baik saja tetapi juga
apresiasi buruk karena ada pihak yang
sakit hati akan cerita itu. Namun mental para filmmaker Kendal ini tak perlu
kita ragukan lagi.
Yang
saya tau pembuatan film Reksa ini tidak hanya membutuhkan waktu yang singkat
tapi waktu berbulan-bulan lamanya hanya untuk satu karya seni perfilman, sama
halnya dengan seni teater, seni pertunjukan teater juga membutuhkan waktu yang
lama untuk penggarapan satu kali pementasan. Tetapi perlu diketahui bahwa dalam
pait getirnya dunia teater lebih pait dunia perfilman, itu menurut saya,
setalah saya mengetahui dunia perfilman yang sesungguhnya.
Mengulas
mengenai film, terutama di Kendal, saya sedikit tertarik untuk membahas salah
satu Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Kendal yang memiliki station Televisi
sendiri yaitu SMK Ji TV dari SMK N 1 KENDAL. Dari SMK Ji TV kita dapat
menemukan sineas sineas muda, bukan hanya yang pandai memotret dan merekam film
saja, tapi kita dapat menemukan sutradara sutradara keren dan penulis naskah
yang super duper hebat.
Mengapa
demikian? Karena sudah terbukti salah satunya yaitu sutradara film Reksa,
Mustofa adalah salah satu alumni SMK N 1 KENDAL dari kompetensi Keahlian
Broadcasting. Mustofa juga pernah menyutradarai sebuah film Shocking and the
end dengan judul “Hong Gempur” film Hong Gempur telah menjuarai berbagai
festival film Nasional. Mungkin karena film Hong Gempurnya, Mustofa
memberanikan diri untuk membuat sebuah film yang mengangkat kehidupan
masyarakat Kendal saat ini.
Dana
untuk pembuatan film itu pun tidak sedikit, banyak sekali sineas sineas muda
atau filmaker yang sering terhambat penggarapannya karena persoalan dana, namun
untuk pembuatan film Reksa ini lebih mengarah atau terhambat penggarapannya
karena faktor alam atau cuaca, waktu pengambilan film Reksa (Shooting) masih
dalam kondisi musim hujan, jadi shooting tidak pernah full alias tidak sesuai
dengan deadline.
Selain
dana dan alam kesulitan film Reksa ini terdapat pada pemainnya, karena pemeran
Bapak logat bicaranya yanf berbeda dengan pemeran lain, jadi sangat lama untuk
mrubah dialek si Bapak. Proses pembuatan film Reksa ini dimulai dengan diskusi
naskah dan audiensi berama pihak Desa Laban dari Juni 2016, kemudia mereka
shooting pada September 2016, setelah itu masuklah dalam proses editing dan
launching di Pendopo Kabupaten Kendal pada 2017.
Namun,
untuk para filmmaker SMK Ji TV sering terhambat penggarapan karena persoalan
dana, mereka merasakannya Karena seringnya mereka membuat tugas dengan
berbentuk film pendek, Dokumenter, Iklan, dan sebagainya. Tapi dana bukan
alasan dari seribu alasan. Atas kegigihan para sineas mereka mampu membuat
karya seni film, terutama RKFK (Rumah Kreatif Film Kendal) yang mampu
memperlihatkan kepada kita bahwa hambatan apapun mampu kita lewati ketika kita
emmilii keinginan untuk berusaha mewujudkan mimpi kita.
DESY PANCA WARDANI (Mahasiswa UPGRIS)
Komentar
Posting Komentar