SANTRI PEMBERI INSPIRASI

Memiliki anak atau menantu seorang santri ialah kebanggan tersendiri untuk para orang tua, apalagi memiliki anak atau menantu penghafal Qur’an (Hafidz) adalah suatu karunia dan dambaan bagi setiap orang tua. Sabtu, 22 Sofar 1439 H atau 11 November 2017 pukul 19.30 para ulama seperti Syechina Abah Dimyati Rois, Bapak KH. Maman Imanul Haq, Bapak Kyai Ali Sodiqun, Bapak H. Alamudin Dimyati Rois dan para Asatid lainnya menyaksikan acara sakral Wisuda dan Khotmil Qur’an santriawan santriwati Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Istiqomah.
Surah per surah dilantunkan para santri diatas panggung dengan penuh rasa haru dan bahagia. Bulir demi bulir air yang membasahi pipi para tamu undangan membuat acara pada malam itu semakin menyentuh kalbu. Menyaksikan santrinya di wisuda, rasa bangga dan bahagia membalut perasaan Pak kyai Ali sodiqun Al Hafidz, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Istiqomah.
 Tak lama kemudian, acara tersebut banjir dengan linangan air mata saat para santri mempersembahkan sebuah lagu “Rintihan hati santri” dalam bait lagu “Kau tempat kan aku jauh tanpa mu ku yakin ini karena cintamu, kau tempat kan aku jauh tanpamu di Al-Istiqomah ku menuntut ilmu” memberitahukan bahwa orang tua menitipkan mereka ditempat yang jauh bukan karena tidak mampu untuk menjaga, melainkan suatu kecintaan orang tua terhadap anaknya agar anaknya mampu menjadi seorang yang shalih dan shalihah  yang bermanfaat di masa depan nantinya. 
Kecintaan para santri terhadap kitab ALLAH (Al-Quran)  sangat memberi inspirasi. Para santri tersebut membuka mata hati para pemuda bahwa sesuatu hal yang sangat membahagiakan ialah bukan disaat kita dipuji atas kehebatan kita dalam duniawi melainkan disaat kita mampu merias diri dan hati dengan Qur’an untuk menuju jannah illahi.
Sangat memprihatinkan apabila orang tua membiarkan anaknya tidak peduli dengan Al-Qur'an karena kesibukannya. Sebagai orang tua wajib hukumnya memberikan pelajaran yang baik untuk putra putrinya. Kita patut bersyukur dan bangga karena di zaman seperti ini masih banyak anak anak yang semangat untuk menghafal Al-Qur’an. karena kebanyakan pemuda sekarang ini lebih senang bangga terlihat hebat di depan umat bukan dihadapan Allah, Naudzubillah summa Naudzubillah. Namun para santri Tahfidzul Qur'am inilah generasi mileneal yang diharapkan oleh para ulama dan para pejuang negeri. 

 
Desy Panca Wardani (Mahasiswa UPGRIS)

Komentar