POLITIK GENDAM TANPA SIHIR Menjadi saksi dalam suatu pertunjukan karya seni sangat berpengaruh pada kepedulian seseorang pada tahap selanjutnya. Dalam dekapan haruk piruk kebijakan petinggi membuat semua ini bagaikan sandiwara kehidupan. Para pemuda semakin sulit mengembangkan wawasannya karena suatu tekanan problematis dari suatu kebijakan negeri. Dalam tulisan Sihir Politik Wayang Banyolan karya Setia Naka Andrian (Dosen Universitas PGRI Semarang) digambarkan bahwa masyarakat sudah tidak terlalu tertarik dengan pertunjukan wayang pada umumnya, akan tetapi masyarakat lebih suka dengan pertunjukan yang meningkatkan gairah. Sehingga semua di tampilkan dengan kekonyolan-kekonyolan, kekonyolan yang disajikan sebagai gambaran negeri pada saat ini, dimana semua lebih suka berjoged menggerakkan seluruh anggota badannya ketimbang diam dengan mengeksplorasi karya seni. Masya...
Postingan
Menampilkan postingan dari 2017
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
SANTRI PEMBERI INSPIRASI Memiliki anak atau menantu seorang santri ialah kebanggan tersendiri untuk para orang tua, apalagi memiliki anak atau menantu penghafal Qur’an (Hafidz) adalah suatu karunia dan dambaan bagi setiap orang tua. Sabtu, 22 Sofar 1439 H atau 11 November 2017 pukul 19.30 para ulama seperti Syechina Abah Dimyati Rois, Bapak KH. Maman Imanul Haq, Bapak Kyai Ali Sodiqun, Bapak H. Alamudin Dimyati Rois dan para Asatid lainnya menyaksikan acara sakral Wisuda dan Khotmil Qur’an santriawan santriwati Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Istiqomah. Surah per surah dilantunkan para santri diatas panggung dengan penuh rasa haru dan bahagia. Bulir demi bulir air yang membasahi pipi para tamu undangan membuat acara pada malam itu semakin menyentuh kalbu. Menyaksikan santrinya di wisuda, rasa bangga dan bahagia membalut perasaan Pak kyai Ali sodiqun Al Hafidz, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Istiqomah. Tak lama kemudian, acara tersebut banji...
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
BANGUN EKSISTENSI DALAM SUATU PERINGATAN Gebyar Bulan Bahasa 2017 Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas PGRI Semarang yang dilaksanakan 2- 30 Oktober 2017 sangat meriah, berbagai macam lomba dan expo yang diadakan oleh masing masing progdi (Program Studi) Fakultas Bahasa dan Seni (FPBS) tersebut sangat bermanfaat, di era modernisasi seperti ini saatnya kita generasi bangsa membangun perubahan yang positif bagi penerus bangsa contohnya dengan mengadakan lomba dan expo dalam peringatan suatu acara. Adapun berbagai macam lomba yang diadakan oleh BEM Fakultas yaitu menulis puisi, menulis cerpen, menulis essai, cover lagu, dan lomba parade dari masing masing progdi. Untuk progdi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengadakan lomba mrembaca puisi dan lomba drama. Untuk Pendidikan Bahasa Inggris mengadakan expo dan pentas seni. Antusias mahasiswa dalam memperingati Bulan Bahasa sangat...
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
SIAPA BAHASA Desy Panca Wardani (Mahasiswa UPGRIS) Bahasa Siapa dia? Pentingkah dia? Istimewakah dia? Sehingga banyak yang bangga dengannya Bahasa Apakah ia raja? Atau pujangga kaya raya? Bahasa Ia bukan pemimpin ia bukan sumber daya Lalu ia siapa? Ia hanya sebuah nama Nama yang selalu menjadi identitas bangsa Nama yang dibutuhkan oleh nusa Tapi ia mampu menyatukan yang beda Ia juga mampu memberi rasa dalam suatu negara Ia pemersatu bangsa menyatukan yang berpendidikan bahkan yang sekedar pengangguran Bahasa Lisanku tak cukup untuk menjelaskan pentingnya kau untuk negara Tanganku tak mampu menuliskan istimewanya kau bagi bangsa Tapi, hatiku akan selalu menyimpan Pundakku akan menopang Tanganku menggenggam Kakiku terus berjalan untuk membawamu ke puncak paling tinggi. Bahasa
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
MENGENALI SENI LUAR DAN SENI DALAM DI SATU DAERAH Mustofa “alasan mengangkat cerita Reksa, berawal dari sebuah naskah yanga ditulis oleh mas Sofyan Hadi, penulis melihat resah terhadap masyarakat Kendal yang pergi keluar Negeri sebagai TKW atau TKI, karena Kendal sendiri menjadi Kabupaten pengirim tenaga kerja terbesar ke luar Negeri nomer 2 (dua) se Jawa Tengah. Dan cerita ini dibalut tradisi, kesenian dan sosial.” Ujar Mustofa selaku sutradara film Reksa. Sebuah kisah yang menurut saya sangat bagus, kenapa demikian? Karena dengan mengangkat itu crew tidak hanya akan mendapat apresiasi baik saja tetapi juga apresiasi buruk karena ada pihak yang sakit hati akan cerita itu. Namun mental para filmmaker Kendal ini tak perlu kita ragukan lagi. ...